Selasa, 30 November 2010

Bagian paling Penting Dari Makan dan Diet Sehat

Ketika Anda berpikir tentang makanan sehat, pasti Anda berpikir tentang yang segar dan porsi yang serba dibatasi.

1. Kecukupan
Apakah diet yang Anda lakukan bisa menyediakan nutrisi yang cukup untuk membantu tubuh Anda tetap sehat?
Sebagai contoh, Apakah Anda mengalami kekurangan zat besi pada saat Anda diet, padahal zat besi merupakan nutrisi penting bagi tubuh? Pada kenyataannya, Anda akan banyak kehilangan zat besi pada saat diet dan harus menggantinya untuk menyetabilkan tubuh Anda. Jika Anda tidak makan-makanan yang cukup kaya akan zat besi, tubuh Anda bisa mengalami menimbulkan penyakit Anemia dan tubuh Anda akan merasa dingin, lelah, dan menderita sakit kepala bila hal itu Anda lakukan secara terus-menerus. Sehingga sekarang Anda tahu bagaimana sebaiknya diet dilakuakan, yaitu dengan tetap menjaga jumlah nutrisi yang masuk. Agar tubuh Anda tetap seimbang, baik secara fisik atau pun mental.

2. Keseimbangan
Jika Anda makan roti untuk sarapan, makan siang dan makan malam. Maka Anda akan kehilangan keseimbangan dalam hal asupan makanan dalam tubuh. Anda perlu diet seimbang dengan makan sehat.
Sebagai contoh, pertimbangan kalsium. Katakanlah Anda mendapatkan cukup zat besi dalam diet Anda, tetapi sedikit dalam nutrisi atau kalsium. Kerana banyak makanan yang kaya akan zat besi tapi miskin kalsium, hal itu menyebabkan tulang keropos dan menghambat perkembangan tulang. Jadi untuk mendapatkan zat besi dan kalsium, Anda harus menyeimbangkan pilhan makanan Anda.

3. Kontrol Kalori
Kita semua tahu, ketika kita mencoba untuk menurunkan badan pasti hampir tidak pernah memikirkan hal ini. ketika kita mencoba untuk menjaga berat badan yang sehat.
Jumlah energi yang masuk harus sama dengan jumlah yang dibakar sepanjang hari untuk menjaga berat badan tertentu. Sederhananya seperti itu. Dengan begini memungkinkan Anda untuk mengontrol lemak tubuh dan berat badan yang Anda inginkan.

Puluhan Balita di Bali Terserang HIV/AIDS

Denpasar - Temuan kasus HIV/AIDS di Bali yang terus melonjak, diwarnai perkembangan yang semakin mengkhawatirkan, yakni menyerang semua kelompok usia, termasuk pada puluhan bayi di bawah lima tahun atau balita. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali dalam laporan terbaru hingga November 2009 di Denpasar, Selasa (16/2), menyebutkan dari temuan 3.181 kasus, sedikitnya 19 bayi berusia di bawah satu tahun yang diketahui positif terjangkit penyakit dan virus mematikan itu. Dari 19 bayi yang berasal dari kalangan keluarga biasa maupun yang memiliki latar belakang kehidupan petualang seks bebas tersebut, yang positif AIDS mencapai 18 orang, terdiri atas 11 pria dan tujuh wanita dan hanya seorang bayi perempuan yang terkena HIV. Pada kelompok satu hingga empat tahun yang ditemukan positif terjangkit HIV/AIDS mencapai 43 balita, meliputi 29 penderita AIDS yang terdiri 15 pria dan 14 wanita, sedangkan yang terkena HIV 14 balita, yakni enam pria dan delapan bayi wanita. Melihat data terbaru tersebut, aktivis penanggulangan HIV/AIDS Mercya Soetanto, yang juga penghubung media KPA Bali, mengingatkan pentingnya wanita usia subur dan pasangannya secara rutin memeriksakan kesehatannya kepada dokter. Hal itu mengingat kasus balita terjangkit HIV/AIDS umumnya tertular dari orang tua yang ketika melakukan hubungan seks/terjadi pembuahan, sudah dalam kondisi terkena virus atau penyakit mematikan itu. "Wanita usia subur tidak pernah tahu kapan akan hamil. Tahunya tiba-tiba sudah hamil satu-tiga bulan. Dengan memeriksakan kesehatan secara rutin, akan diketahui jika di antara pasangan terjangkit HIV/AIDS. Dengan demikian kita harapkan penderita dapat mencegah terjadinya kehamilan," ucapnya. Berdasarkan data tersebut, temuan kelompok usia 5-14 tahun hanya lima orang, terdiri tiga anak menderita AIDS dan dua orang tertular HIV. Namun untuk usia 15-19 tahun mencapai 74 orang, terdiri 16 AIDS dan 58 HIV. Sedangkan kelompok penderita terbanyak berusia 20-39 tahun, yakni mencapai 1.500 orang atau 47,15 persen dari 3.181 kasus, terdiri 615 orang menderita AIDS dan 885 terkena HIV. Disusul kelompok usia 30-39 tahun 1.118 orang atau 35,15 persen, terdiri 647 penderita AIDS dan 471 orang terkena HIV. Kelompok usia 40-49 tahun di posisi ketiga dengan 332 penderita atau 10,44 persen, terdiri 217 penderita AIDS dan 115 tertular HIV. Sebaran penderita HIV/AIDS itu juga merambah ke usia 50-59 tahun tercatat 80 orang, terdiri 64 terkena AIDS dan 70 tertular HIV serta di atas 60 tahun ditemukan 10 kasus, terdiri 8 orang terjangkit AIDS dan dua lainnya terkena HIV. Melihat perkembangan temuan kasus HIV/AIDS yang terus melonjak dan menyebar ke semua usia, KPA Provinsi Bali mengharapkan peran serta semua lapisan masyarakat untuk peduli turut mencegah dan menanggulanginya.
Tes HIV sejak dini:
"Pilihan tepat bagi komunitas homoseksual "
Mungkin kita sering bertanya-tanya dalam hati, apa sih tes HIV itu dan apakah penting dan diperlukan? Nah, asal kamu tahu, sebagai komunitas homoseksual, kita sangat rawan tertular virus HIV jika kita pernah melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Nah, ternyata tes HIV itu sangat penting sekali buat kita. Mau tahu? Mari kita simak artikel berikut.
Tes HIV merupakan suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan seseorang positif terinfeksi HIV atau tidak. Tes ini diperlukan paling tidak agar seseorang bisa tahu sedini mungkin akan status kesehatan dirinya, apakah selama ini positif terinfeksi HIV/AIDS atau justru sebaliknya.
Kesadaran untuk ber-tes HIV di negara Indonesia diakui masih amat rendah, hal ini dimungkinkan karena orang yang akan tes merasa takut apabila kerahasiaan akan bocor, tidak siap mental untuk menerima hasil tesnya (bila positif) karena di masyarakat masih ada saja diskriminasi terhadap ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dan berbagai alasan lain. Padahal apabila kita sendiri merasa selama ini berperilaku beresiko, misalnya pernah melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang kita tidak yakin riwayat seksualnya, pernah transfusi darah, pakai jarum suntik narkoba secara bergantian tanpa disterilkan dulu, maka sebaiknya kita perlu untuk melakukan tes HIV.
Semakin kita cepat mengetahui status HIV kita, maka banyak hal positif yang bisa kita perbuat ke depan. Tes HIV juga bermanfaat untuk kepentingan penanggulangan HIV/AIDS, karena dapat menggambarkan besarnya masalah epidemi HIV/AIDS di masyarakat yang disebut dengan surveilans. Dan yang paling penting, bila seseorang melakukan tes HIV dan dinyatakan positif maka akan memberikan kesempatan pada orang tersebut untuk segera memulai pengobatan, karena makin cepat seseorang tahu status HIV-nya maka semakin besar manfaat dari pengobatan tersebut, serta menjadi lebih waspada terhadap berbagai hal yang dapat membahayakan dan memperburuk kesehatannya. Itulah manfaat jika kita mengetahui status HIV kita sejak dini.
Namun jika hasil negatif, kita masih harus terus mempertahankan status negatif tersebut dengan melakukan praktek seks yang aman yaitu dengan menggunakan kondom.
Prosedur tes HIV
Tes ini sifatnya sukarela, artinya bahwa orang yang akan melakukan tes berdasarkan atas kesadaran diri sendiri dan tanpa paksaan dari siapapun. Dan yang pasti apapun hasil diagnosa secara laboratoris (hasil postif atau negatif) harus dijamin kerahasiaan dan tidak diperbolehkan untuk disebarluaskan, bila perlu tes ini bisa saja anonim (tanpa nama), misalnya untuk keperluan survei kesehatan.
Beberapa aturan main yang disebut di atas tentu tidak hanya sebatas itu, yang tak kalah penting untuk dilakukan di saat orang akan melakukan tes HIV adalah konseling. Pada konseling pra tes, yaitu konseling yang dilakukan sebelum darah seseorang yang akan melakukan tes diambil maka dilakukan konseling dulu. Sebelum menjalani tes seseorang perlu menyadari dan tahu akan arti positif dan negatifnya untuk kehidupan selanjutnya.
Konseling pra tes ini juga sangat membantu apakah seseorang dapat menerima hasil positif secara rasional. Selain itu, konseling pra test juga bermanfaat untuk membantu seseorang berperilaku yang lebih aman dari infeksi HIV, meyakinkan terhadap keputusan yang diambil mau tes atau tidak, mempersiapkan dan membantu seseorang bila hasilnya nanti positif.
Cara kerja tes HIV
Kita semua sudah tahu bahwa ukuran sebuah virus HIV sangat kecil sekali, sehingga kebanyakan saat dilakukan tes labaratorium sulit mendeteksi sang virus dalam sampel darah, namun apabila dalam darah seseorang udah mengandung virus selama beberapa bulan (kurang lebih 3 bulan) maka dalam tubuhnya akan menghasilkan antibodi yang gunanya untuk melawan bibit penyakit yang masuk, salah satunya virus HIV. Antibodi yang dihasilkan tubuh inilah yang digunakan untuk melacak ada atau tidaknya HIV dalam darah.
Umumnya tes darah yang dilakukan menggunakan tes ELISA. Bila pada saat tes ELISA hasilnya positif maka akan dikonfirmasi dengan tes Western Blot. Kedua tes ini hanya mampu digunakan untuk melacak antibodi yang dihasilkan tubuh, jadi bukan melihat virusnya. Karena ELISA merupakan salah satu metoda tes yang memiliki sensitivitas tinggi namun spesifikasinya rendah, sedangkan Western Blot adalah tes yang mempunyai spesifikasi tinggi namun sensitivitasnya rendah, maka dua metode ini biasanya akan dipadukan.
Namun disamping itu, sebenarnya ada juga tes yang mampu digunakan untuk mendeteksi virus HIV yaitu dikenal dengan sebutan NAT dan PCR, akan tetapi biayanya sangat mahal.
Manfaat Tes HIV
Manfaat untuk orang yang melakukan tes HIV yaitu :
1. Meningkatkan kesehatan dan pengobatan, karena ini merupakan titik awal untuk segera memperoleh pencegahan (jika hasil negatif) dan pengobatan infeksi opportunistik (jika hasil positif).
2. Mampu memilih keputusan yang tepat yang berkaitan dengan rencana hidup, karena ini merupakan titik awal dalam membuat keputusan di masa depan.
3. Mencegah penularan ke orang lain yang belum terinfeksi dan mengetahui manfaat bagi dirinya jika tidak menularkan pada orang lain.
4. Merencanakan kehidupan yang lebih positif dengan cara membantu orang lain, misalnya turut berpartisipasi aktif mengkampanyekan pencegahan AIDS.
Dimana bisa melakukan tes HIV?
Sayangnya tidak semua klinik atau rumah sakit menerima permintaan Tes HIV. Di Kota malang, tes HIV bisa dilakukan di IGAMA, RSU Saiful Anwar, RSI Dinoyo, Puskesmas Kendalsari dan Puskesmas Kepanjen.
Nah, kalau selama ini merasa kuatir terhadap status HIV-mu, mengapa nggak langsung aja tes HIV. Tentu agar kamu lebih mantap dalam memilih keputusan hidupmu untuk masa yang akan datang tanpa harus dihantui oleh perasaanmu sendiri. Bagaimana?
Buat kamu-kamu komunitas homoseksual dapat melakukan tes HIV di IGAMA karena di IGAMA, konselornya 'welcome' terhadap komunitas homoseksual. Saat ini, tes HIV masih gratis tanpa biaya apapun.